Selamat Datang

"Blog ini berisi tentang daftar hitam kampanye politik yang dilakukan oleh sejumlah pihak yang mengaku berpendidikan tapi mulut dan tindakannya masih butuh disekolahkan"

Saran Bagi Pengunjung Blog

"isi Poling yang ada Di Blog Ini"
"isi Komentar Pada Artikel Yang Anda Baca"
"Masukkan Kritik dan Saran Anda DiBlog ini"

Anda Pengunjung ke :

Website counter

5 Jul 2009

waduuhhh, Mallarangeng makin menjadi-jadi (Lampiran Email Andi Mallarangeng)

Saya mendapatkan pesan ini dari salah satu Group yg saya ikuti di Facebook...
pesan ini tanpa ada yang sya hapus atau ditambahkan. ini isi pesannya, mohon disimak baik-baik...

Email Andi Mallarangeng Bocor, Pemilu makin panas 38
Menarik +8 guntur pratama

Saya mendapatkan fwd-an email dari seorang kawan. Karena sudah panjang bgt fwd2an-nya sampai saya tidak tahu darimana ini berasal. Tetapi email ini menarik karena berisi transkrip email antara Andi Mallarangeng, Jubir sekaligus Tim Sukses SBY-Boediono dengan Muchis Hasyim, saya tidak tahu orang ini siapa, tapi kayaknya Tim Sukses SBY-Boediono juga. Sebenarnya kalo saya amati, ini hanya korespondensi internal biasa antara tim sukses. Masalahnya adalah kenapa email ini sampai bocor. Sebab dalam email internal ini banyak sekali nama-nama yang disebut dengan sedikit sarkastis. Nah masalahnya, ini bukan kali pertama jubir presiden ini berbuat seperti ini. Setelah kejadian di Makassar kemarin, kayaknya Andi harus menghadapi masalah baru yang lebih serius lagi. Selamat menikmati email yang bocor ini.

--------------------------
-------------------------------

----- Forwarded Message ----
From: Malik Ansori
To: teguhw78@yahoo.com
Sent: Sunday, July 5, 2009 5:37:33 AM
Subject: Fw: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan


Baca bos!

----- Forwarded Message ----
From: Penegak Nkri
To: malik.ansori@yahoo.com
Sent: Sunday, July 5, 2009 5:23:37 AM
Subject: Fw: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Ada bocoran info menarik ni bos. Ga tau bener apa ga, coba dicek.

----- Forwarded Message ----
From: Ronggo Lawe
To: penegak.nkri@yahoo.com
Sent: Saturday, July 4, 2009 3:02:12 PM
Subject: Fw: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan




----- Forwarded Message ----
From: Muchlis Hasyim
To: ronggo..l4w3@yahoo.com
Sent: Saturday, July 4, 2009 3:57:39 PM
Subject: Fw: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Bos, emailnya sudah saya Fwd ke Daeng. Semoga penjelasan Daeng ini memupus
kekhawatiran kita semua.
Salam

MH

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!

From: Andi Mallarangeng
Date: Fri, 3 Jul 2009 18:59:14 -0700 (PDT)
To:
Subject: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Muchlis yang baik tapi sedang gundah,

Menurut saya, kita masih on the track. Isu yang menyudutkan saya di
Makasar, masalah di Medan, DPT bermasalah, atau omongan ngaco PS tentang
GBK tidak akan mempengaruhi pemilih. Apa dia punya bukti kita memanipulasi
media. Masyarakat kan melihat media sendiri lah yang menentukan berita mana
yang pantas mereka turunkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ada
beberapa argumen yang bisa memperkuat keyakinan saya bahwa beragam isu ini
tidak akan mempengaruhi kita.

Pertama, bangsa kita berada pada tahap puncak konsumerisme yang menyebabkan
kaburnya identitas Nasional. Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila itu tinggal
jargon2 saja. Jadi orang akan memiih dari apa yang mereka lihat dan sukai
dan itu jelas masalah pembawaan dan penampilan. Masyarakat konsumen tidak
akan peduli dengan apa yang dibawa oleh orang tersebut. Mau kapatalis,
sosialis, atau neolib sekalipun, mereka tidak akan pedulikan. Yang penting
mereka puas dengan penampilan si kandidat.. Dan kandidat itu adalah
SBY-Boediono. Jadi, kejadian saya di Makassar kemarin itu tidak usah
dipikir terlalu berat, itu hanya sebuah eksperimen kecil saya untuk melihat
apakah isu berbau SARA masih mendapat tempat di masyarakat kita? dan saya
sudah mendapatkan jawabannya, memang betul terjadi sedikit riak di Makassar
sana dan mungkin elektabilitas JK langsung meningkat tajam. Tetapi lihatlah
pada hari pencontrengan nanti, masyarakat tetap tidak akan bergeming dari
pilihan kita. Sebab bagi masyarakat konsumen, yang penting bukanlah isu,
tetapi penampilan dari kandidat. Ibaratnya blackberry vs pancasila, jelas
ketahuan mana yang laku dan tidak sekarang ini. Masyarakat kita mati2an
berhutang kiri kanan buat beli blackberry makin lupa lah sama pancasila.
Ingat bung, Obama bisa jadi presiden hanya karena konsumerisme dan
kapitalisme di AS sedang runtuh sehingga penduduknya kembali ke nilai-nilai
kebangsaannya yaitu "all men are created equal", makanya kulit hitam bisa
jadi presiden. Kalau ndak ada keruntuhan ekonomi ndak mungkin kejadian tuh
Obama boss.

Kedua, FZ cs tidak percaya bahwa politik aliran sudah mati di Indonesia.
NU, Muhammadiyah apalah yang lain juga sudah tidak seperti dulu lagi. Kita
kan juga liat sendiri, kyai kan UUD juga akhirnya toh, tinggal mana yang
kantongnya paling dalam dan janjiny paling manis aja. Dan kita kan main
cantik sekali seperti anda liat. Lalu, orang seperti ini ini juga tidak
mau belajar dari sejarah kepemimpinan nasional di Indonesia. Sejak negara
ini berdiri, semua presiden yang naik itu karena kecelakaan sejarah. Bung
Karno diangkat menjadi presiden, karena Jepang kalah dari sekutu dan
terjadi vacuum of power pada masa itu. Soeharto naik juga akibat kecelakaan
sejarah yaitu terjadinya peristiwa 65. Nah yang lucu, setelah itu
kecelakaan sejarahnya semakin ngaco. Reformasi bergulir tahun 98,
menghasilkan presiden yang buta. Presiden buta dijatuhkan, naik pula lah
perempuan bisu. Kalau politik aliran memang belum mati, sudah pasti Mega
atau Habibie jadi. Lagipula kalau memang ada politik aliran maka alirannya
pasti jawa, laki-laki, militer dan islam. Non jawa seperti saya dan
teman-teman ini kan sudah memang tempatnya jadi king maker saja, lebih enak
ndak repot tapi kebagian serunya toh. Makanya SBY berbeda, dia muncul by
design yang matang lewat pemilihan langsung.

Ketiga, ancaman tentang gerakan mahasiswa dan rakyat itu sudah tidak
relevan lagi dengan iklim demokrasi sekarang. Hanya mimpi siang bolong yang
bisa menghadirkan kekuatan mahasiswa. Bahkan tahun 98' pun banyak orang
salah meletakkan sejarah itu sebagai kebangkitan mahasiswa menggulingkan
Soeharto. Padahal bukan begitu. Itu memang jatuhnya Soeharto dan mahasiswa
jadi alat saja, tapi memang jumlahnya besar sekali jadi secara visual
kelihatan seperti sebuah fenomena gerakan mahasiswa yang digerakkan sebuah
pemikiran kebangsaan. Buktinya tidak ada satu pun tokoh mahasiswa yang jadi
legenda karena pemikirannya di tahun 98'. Rama yang jadi tokoh terpopuler
pun ternyata Cuma onggokan omong kosong saja dan sebentar lagi berangkat
pula ke bui. Jadi tidak perlu khawatir mahasiswa kita ndak ada yang
berkualitas pemikirannya sampai bisa menggerakkan massa jadi selalu
menunggu ditungangi. Dan yang menunggangi tidak pernah pintar sehingga
selalu ketahuan sehingga masyarakat tidak pernah percaya lagi sama
kredibilitas demo mahasiswa jadi tenang saja boss. Kita mengontrol pikiran
dan sentiment public sekarang, ndak ada yang bisa kalahkan itu. Sudahlah,
rakyat tidak percaya lagi pada mahasiswa. Kita datangin mereka ke tv saja
mereka sudah senang sekarang. jadi Bos, gerakan mahasiswa itu bukan lagi
suatu hal yang menakutkan sekarang.

Lagipula, taruhlah media tidak lagi "bersahabat", itu hanya segelintir.
Media itu bisnis bung, owner nya ndak mungkin ambil risiko untuk lima tahun
ke depan. bisa ndak makan mereka kan. Yang penting anda kan sudah
dijelaskan dan ditunjukkan. selama skenario utama tetap terjaga, Cuma
hitungan hari kok dan jadilah kita berangkat ke Bermuda kan haha...... ingat
saja, skenario ini sudah lima kali dites dan tidak pernah gagal.. Dengan
persiapan sudah lebih lama dan panjang, skenario sekarang jauh lebih
sempurna.Ndak usah paniklah dengan semua isu yang berkembang ini, mereka
lupa musuh utama adalah waktu, bukan kita. betul kan? Kalau orang ini
memang bisa berbuat sesuatu kan sudah lama dia lakukan.

Ok boss, nda usah kuatir dengan FZ cs, mereka itu cuma angin sepoi-sepoi.
Tiga hari lagi dan lima tahun ke depan kita selesaikan urusan dengan mereka
satu persatu.

Trims

AM

From: Muchlis Hasyim
To: mallarangeng@yahoo.com
Sent: Saturday, July 4, 2009 8:52:49 AM
Subject: Fw: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Daeng,

Saya baru terima email dari kawan kita ini. Terus terang saya agak tidak
nyaman. Mungkin ini kembali menjadi pengingat Daeng. Isu kemarahan masy
sulsel, DPT, dan penggadaian GBK, Din Samsudin yang semakin rame, saya
khawatir bisa bergulir diluar kontrol kita. Perlu dicermati baik-baik dan
diantisipasi semaksimal mungkin boss. Saya harap Daeng bisa memberikan
pencerahan.

Trims

MH

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss....!

From: Ronggo Lawe
Date: Fri, 3 Jul 2009 18:50:45 -0700 (PDT)
To:
Subject: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Kawan Muchlis,

Banyak yang mulai tidak suka dengan permainan kita di media. Mereka mulai
mengerti cara kita mengontrol berita di media. Itu sebabnya mereka terus
mempermasalahkan Kasus DPT bermasalah, isu SARA celi, penghinaan orang
Bugis oleh Andi, penjualan Gelora Bung Karno, dll. Saya lihat Fadli Zon cs
terus bergerak untuk menguji kekuatan kita di media.. Sebab mereka tahu
untuk isu-isu yang sangat sensitif itu, akan sangat janggal sekali jika
media tidak memberitakannya dan itu di luar kontrol kita boss. Saya lebih
khawatir lagi orang-orang seperti Fadli Zon ini bisa menggerakkan mahasiswa
dan masyarakat.

Jadi boss, permainan di media ini mulai berbahaya. Kayaknya kita harus
mencari strategi baru..




Tag: panas, email, Andi

4 Jul 2009

SBY Edan

waspada online (www.waspada.co.id)
JAKARTA - Ada-ada saja calon presiden nomor urut dua yang juga presiden RI saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini dikarenakan, menjelang pencontrengan pemilu presiden (pilpres) SBY mengeluarkan kata-kata ngelantur dalam acara dzikir bersama pengajian SBY-Narussalam di kediaman pribadinya di Puri Cikeas, Bogor, tadi malam.

SBY mengaku banyak pihak dengan berbagai cara yang berusaha mengganggu pencalonan SBY menuju kursi RI-1 untuk 5 tahun lagi, termasuk dengan cara sihir.

“Pernyatan SBY tersebut sangat edan karena percaya sihir. Bila seperti ini, akan dibawa kemana bangsa Indonesia ke depannya,” tutur analis politik dari Universitas Indonesia (UI), Fadjroel Rachman kepada Waspada Online dalam pesan singkatnya melalui Facebook, pagi ini.

Lebih lanjut aktivis 80 ini mengatakan, apa yang dikatakan SBY ini semakin memperkeruh masalah menjelang pilpres dan akan membodohkan masyarakat . “Apa yang dikatakan SBY bukanlah langkah yang baik, karena akan membawa masyarakat yang sekarang ini sudah semakin pintar pemikirannya, menjadi mundur,” sesalnya.

Dalam acara bersama pengajian SBY-Narussalam di kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas, Bogor, tadi malam, SBY mengatakan pihaknya telah melakukan dzikir bersama sepanjang perjalanan menuju Balai Sarbini, Jakarta, saat akan menghadiri acara debat capres final.

“Ketika kami menuju Balai Sabrini yang merupakan tempat debat putaran terakhir, saya, istri, pengawal, serta pengemudi sejak keluar dari rumah terus berdzikir karena mengalami sesuatu hal yang aneh. Namun, akhirnya kami selamat sampai tujuan," tutur SBY.

Dia berharap semoga nantinya dalam pencontrengan pemilihan presiden dan wapres dijauhkan dari cara-cara yang tidak terpuji seperti, imu sihir, fitnah dan kampanye hitam seperti isu menganut agama lain. (dat05/wol-mdn)

3 Jul 2009

Andi Mallarangeng meremehkan etnis bugis!!

Tim kampanye nasional SBY-Boediono, Andi Mallarangeng, mengungkap alasannya tidak mendukung capres berlatar belakang etnis Bugis. Menurut Andi, orang Bugis berprinsip 'dipertuan', sehingga tak cocok jadi presiden. Andi meremehkan etnisnya sendiri?

"Saya sering ditanya, mengapa tidak mendukung orang bugis saja? Saya jawab karena orang bugis itu, maradeka to Ugie, adana' napapuang (merdeka orang bugis karena prinsipnya yang dipertuan, bukan orarang perorang atau pribadi)," kata Andi yang juga Jubir Kepresidenan SBY, dalam orasi politiknya di GOR Mattoanging, Makassar, Rabu (1/7).

Pernyataan Andi Alfian Mallarangeng terus menuai protes masyarakat di Sulawesi Selatan. Sejumlah unjuk rasa terus berlanjut hingga, Jumat (3/7), meski tidak sebesar sehari sebelumnya. Unjuk rasa kali ini membakar replika Andi Alfian Mallarangeng.

Unjuk rasa berlangsung di beberapa titik, seperti di depan kampus Universits Negeri Makassar (UNM), di depan Monumen Mandala dan di gerbang tol reformasi. Menurut para pengunjuk rasa, pernyataan Ketua DPP Partai Demokrat itu dianggap sangat menyudutkan dan melukai hati dan keluarga besar Sulsel. Pernyataan tersebut dianggap merendahkan satu etnis dan mengadu domba serta memprovokasi rakyat.

Dalam orasinya,Andika Ayayup koordinator lapangan Pena Center, menilai Mallarangeng bersaudara adalah politisi busuk. "Politisi busuk inilah yang telah menzalimi rakyat Sulsel sehingga perlu disingkirkan oleh paradigma bangsa karena pernyataan tersebut cenderung memecahbelah kesatuan dan persatuan RI," terangnya.

Aksi yang menamakan diri, Lembaga Peduli Bangsa mengecam pernyataan yang mendiskreditkan rakyat Sulsel. Karena itu, para pengunjuk rasa kembali menuntut agar SBY sebagai penanggung jawab tertinggi kampanye untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Sulsel atas pernyataan Andi dalam kampanye di GOR Mattoanging Rabu 1 Juli lalu.(inilah.com)

“Comberan” Rizal dan Pemukulan Wartawan

Rizal Mallarangeng kena batunya.

Masih ingat kata “comberan”, kan? Itu lo saat Rizal ditanya mengapa tidak mengadukan Indonesia Monitor kalau memang beritanya soal agama istri Boedino dianggap salah.

Rizal menjawab: “… tabloid itu comberan, koran kuning. Dalam masyarakat selalu ada selokan, got. Ngapain got dituntut, biar aja di situ, kotoran,” ucapnya saat menggelar jumpa pers di Hotel Imperial Arya Duta Makassar, Rabu (1/6). Lihat http://public.kompasiana.com/2009/07/01/comberan-orang-bugis-rizal-dan-istri-boediono/

Karena pernyataan itu, Tabloid Indonesia Monitor (IM) mengadukan kasus pernyataan Rizal Mallarangeng juru bicara tim kampanye nasional pasangan SBY-Boediono yang menuduh Tabloid IM sebagai yellow jurnalism (koran kuning) kepada Dewan Pers Nasional.

“Bahkan menyebut kami media comberan,” ucap Mulia Siregar, Pemimpin Redaksi IM, di Kantor Dewan Pers Jakarta, Jumat (3/7).

Ikut hadir sekitar 20 karyawan IM dan mereka diterima oleh Leo Batubara, Wakil Ketua Dewan Pers, dan Abdulah Alamudi, anggota Dewan Pers. Lihat, http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/03/1607035/Indonesia.Monitor.Adukan.Pernyataan.Rizal.ke.Dewan.Pers

Masalah Andi Mallarangeng yang kata2nya berbau rasis belum selesai, kini Rizal bersoal dengan “comberan”.

Soal lain, masih dengan pers. Wartawan Harian Borneo Tribune Pontianak, Rizky Wahyuni, melapor ke Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Pontianak setelah menjadi korban kekerasan saat meliput kedatangan calon wakil presiden Boediono di Pontianak, Jumat (3/7). Selengkapnya, http://regional.kompas.com/read/xml/2009/07/03/16121165/wartawan.dianiaya.saat.liput.boediono

Kasus di Papua belum hilang. Ketika itu, juga dalam kunjungan kampanye Boediono, seorang wartawan dihajar oknum Partai Demokrat.

Jadi? Tanya kenapa?

http://public.kompasiana.com/2009/07/03/comberan-rizal-dan-pemukulan-wartawan-lagi/

Debat Capres; “SBY Mengakui Kampanye Pilpres Satu Putaran adalah Illegal”

Pengakuan SBY bahwa kampanye Pipres satu putaran adalah illegal muncul dari pengakuannya bahwa kampanye itu bukan berasal dari SBY, hal ini muncul untuk menangkis serangan dan statment JK, bagaimana suasana kehidupan demokrasi yang lebih baik jika Pilpres dikampanyekan satu putaran saja untuk menghemat uang negara 4 trilyun, pada tahun 2014 mungkin muncul gerakan baru, lanjutkan terus tidak perlu Pilpres agar dapat menghemat uang negara 25 trilyun.

Pengakuan SBY ini tentu melegakan kita semua, namun demikian semakin membingungkan kita semua. Sebagai kampanye illegal berarti selama ini rakyat disuguhi kampanye teror politik. Pertanyannya, lalu siapa yang membiayai kampanye illegal ini dengan biaya milyaran rupiah, yang sebelumnya dilakukan melalui survey LSI Danny JA yang dibiayai oleh The Fox. Sementara di sisi lain Tim Sukses SBY tidak pernah mengklarifikasi kalau kampanye ini bukan berasal dari Tim Sukses SBY.

Nampaknya SBY menerapkan kebijakan ganda, kampanye illegal yang menguntungkan dirinya di amini, sementara yang dianggap merugikannya dilawan habis. Seperti klaim TS SBY selebaran di Medan sebagai kampanye gelap atau illegal yang dilakukan TS JK. Sikap ini mencerminkan pola kebijakan SBY yang tidak konsisten, seperti yang tercermin di dalam pemberantasan korupsi yang tebang pilih, obligor BLBI bermasalah yang saat ini menjadi donasi kampanye SBY malah seperti kebal hukum. Kasus Lapindo juga tidak pernah tuntas di tebang SBY karena Bakri Brothers juga menguntungkan SBY, walaupun ribuan rakyat kecil harus kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan.

Lalu apa yang mesti dilanjutkan, jangan-jangan slogan “Lanjutkan” membuat SBY terpilih secara illegal karena adanya operasi senyap.(publik.kompasiana.com)

Relawan SBY Minta Fox dan Tim Bayonet Dibubarkan

Jakarta - Dianggap sering tidak membuat nyaman parpol koalisi dan pendukung pasangan SBY-Boediono lainnya, Relawan SBY meminta agar Fox Indonesia dan Tim Bayonet dibubarkan. Alasannya, karena dua tim itu bisa membahayakan posisi SBY-Boediono sendiri.
"Fox dan Bayonet dibubarkan saja. Jangan sampai senjata di tangan atau dipegang orang yang nggak pas dan licik dan licin yang pada akhirnya berbahaya untuk SBY Boediono," kata Sekjen DPN Relawan SBY, Suryokoco Adiprawiro, Kamis (2/7/2009).
Menurut Suryokoco, Fox Indonesia dan Tim Bayonet dalam beberapa tulisan media mulai dirasakan membuat para pendukung tidak nyaman, baik partai peserta koalisi maupun jaringan pendukung SBY seperti relawan. Fox dalam kamus bisa berarti rubah atau orang licik dan orang sangat menarik dicermati dalam konteks pemenangan SBY Boediono dalam pilpres 2009 ini.
Bayonet adalah senjata tajam yang bisa melukai kawan dan diri sendiri bila tidak di tangan orang yang tepat. Karenanya, bila melihat nama Fox dan Bayonet, maka jangan sampai Boyenet di tangan orang yang lick dan licin yang pada akhirnya berbahaya untuk SBY Boediono.
Guna meredam gejolak para parpol koalisi ini, Relawan SBY melihat kemungkinan yang bisa dilakukan. "Kita ingin agar para pucuk pimpinan parpol koalisi pendukung diberi peran dan panggung juga di dalam kampanye penutup besok di Senayan. Kita sarankan, kalau Sabtu ingin sukses dan meriah, jangan sampai pimpinan parpol hanya jadi pajangan saja," jelasnya.
Suryokoco juga menegaskan, pihaknya kini sudah mulai bisa melakukan koordinasi dengan Koordinator Relawan Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono, Djali Yusuf, untuk menggolkan agar para pimpinan parpol koalisi besar itu dilibatkan dalam kampanye mendatang.
"Kalau ini juga tetap tidak dihargai, kalau parpol koalisi saja tidak dihargai, kita akan mengambil sikap, apakah mendukung sampai putaran dua, atau stop di sini saja," tegasnya.
Suryokoco mengaku belum mengetahui secara pasti angka jumlah masyarakat yang bergabung dalam Relawan SBY. Namun bila melihat sejumlah tokoh di daerah yang memiliki kekuatan massa di tingkat grass root, memiliki jumlah yang signifikan bila dukungan ini berubah. "Kampanye bagus. Tapi harus dilengkapi dengan data yang benar," sindir Rizal.(detiknews.com)

SBY takut KPK

Pernyataan SBY di kompas disoal kalangan LSM. Seperti diketahui dalam pernyataannya di koran Kompas edisi Kamis kemarin SBY menyampaikan peringatan mengenai kedudukan KPK yang menjadi seperti lembaga superbody. Terkait KPK, saya wanti-wanti benar power must not go uncheck. KPK ini sudah powerholder yang luar biasa. Pertanggungjawabannya (seolah) hanya kepada Allah. Hati-hati.
Aneh rasanya, KPK lembaga yang superbodi itu telah diatur UU yang dibuat pemerintah sby-jk dan DPR bertanggung jawab kepada presiden. Pernyataan SBY tersebut terkesan SBY tidak bisa mengendalikan KPK. KPK telah lahir sebagai lembaga independent. Sebuah rahmat dari Tuhan di saat Indonesia semakin terlilit hutang. Komitmen SBY tentang pemberantasan korupsi pun dipertanyakan banyak pihak. Di saat ketua kpk antasari azhar dengan mudah dipenjara, dan kpk juga tetap gencar melakukan penyidikan kasus-kasus korupsi SBY mengkhawatirkan kewenangan KPK melebihi Allah. Bahkan Ketua Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang sedang mngaudit KPK atas perintah SBY, sedangkan ketua kpk hingga kini masih meringkuk di penjara.
Para aktivis anti-korupsi meradang mendengar komentar SBY tersebut. Mereka menilai langkah SBY itu sebagai salah satu bentuk penyerangan terhadap komisi antikorupsi. Berikut komentar-komentar yang dikutip dari berbagai media.
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Widoyoko
“Ini bagian serangan terhadap KPK, Serangan terhadap KPK ini menurut Danang mulai terlihat dua bulan lalu saat 25 auditor BPKP ditarik dari KPK. Padahal KPK lagi butuh. audit tersebut merupakan bentuk ketakutan para pejabat. Karena, kiprah KPK yang selama ini dianggap sukses menjerat para koruptor dinilai membahayakan.
Adakah aturan BPKP bisa mengaudit penyadapan KPK?”.

Politisi Yuddy Chrisnandi:
“Pernyataan Pak SBY menimbulkan pertanyaan masyarakat akan komitmen Beliau atas pemberantasan korupsi. Apa (SBY) punya keinginan untuk membubarkan KPK? Khawatir dengan tugas KPK? Ini menimbulkan pertanyaan. Lalu apa karena SBY kecewa dengan KPK lantaran besannya, Aulia Pohan, menjadi terpidana? Dengan pernyataan seperti itu bisa menimbulkan kesan bahwa Pak SBY tidak senang dengan keputusan hukum yang menimpa besannya. Sehingga dia menganggap KPK berlebihan,”

Politisi Permadi:
“SBY sendiri sekarang sudah mulai cemas dengan manuver KPK yang mulai melirik bisnis keluarganya. Juga, KPK saat ini sudah mulai “menembak” orang Partai Demokrat, dengan menyeret salah satu tokoh penting Partai Demokrat, yakni Jhony Allen dalam kasus pembangunan sarana pelabuhan di wilayah Indonesia Timur. sejatinya isyarat bahwa SBY tidak serius memberantas korupsi tersirat dari lambannya pemerintah mengeluarkan Perpu Pengadilan Tipikor , karena proses pembuatan UU Pengadilan Tipikor di DPR hingga saat ini masih belum jelas bentuknya. Sementara DPR sendiri sudah akan berakhir masa tugasnya September mendatang,”
Sementara itu, KPK sendiri menyikapi komentar SBY dengan santai. KPK malah menganggap komentar SBY sebagai pemicu agar bisa lebih berprestasi lagi. Yang jelas semua lembaga di Indonesia harus akuntabel menjalankan tugasnya dengan transparan dan good governance, kata Wakil Ketua KPK, Haryono Umar. Haryono mengingatkan bahwa kewenangan KPK yang dianggap SBY superbody itu sudah diatur dalam undang-undang (UU).
Saya belum baca (komentar SBY). Intinya memang KPK sebagai salah satu lembaga negara yang dapat amanah UU sehingga harus tanggung jawab. Yang kita lakukan selama ini sejalan dengan apa yang diperintahkan oleh UU, katanya. Tapi bagi dia komentar SBY biasa-biasa saja. Semua itu kita jadikan masukan untuk kita bekerja lebih cepat lebih baik, katanya.
http://public.kompasiana.com/2009/06/26/sby-takut-kpk/

Kasus Selebaran Di Medan yg Berisi istri Boediono Katolik

Jakarta - Tim sukses SBY-Boediono meminta Jusuf Kalla (JK) meminta maaf soal selebaran yang berisi istri cawapres Boediono beragama Katolik. Namun belakangan penyebaran fotokopi artikel di Monitor Indonesia itu justru mengaku sebagai pendukung SBY-Boediono sendiri.
“Itu kan ternyata yang menyebarkan disuruh oleh seorang kader Partai Demokrat namanya kalau nggak salah Abdul Wahab Dalimunthe,” kata Juru Bicara Tim JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi kepada detikcom, Minggu (28/6).
Hal itu, kata Yuddy, sudah diakui oleh salah satu orang yang ikut menyebarkan fotokopian tersebut. “Itu kan sudah hasil pemeriksaan polisi,” katanya.
Untuk masalah ini, tim JK-Wiranto telah menyerahkan kepada aparat berwajib dan panwaslu. “Kita juga serahkan kepada masyarakat untuk menilai, siapa yang loyang dan siapa yang emas,” kata Yuddy.
Sebelumnya, selebaran istri Boediono Katolik beredar saat JK berkampanye di Medan beberapa waktu lalu. Setelah kejadian itu, tim sukses SBY-Boediono meminta kubu JK mengklarifikasi.
Bahkan Rizal Malarangeng sempat meminta JK untuk meminta maaf soal peristiwa itu. Alasannya, JK adalah penanggung jawab kampanye.
SBY Cepat Klarifikasi ‘Istri Boediono Katolik’ Atau Elektabilitas Anjlok
Tim Sukses Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono harus segera melakukan klarifikasi atas munculnya pengakuan penyebar selebaran istri Boediono beragama Katolik adalah pendukung SBY sendiri. Klarifikasi ini berpengaruh pada elektabilitas SBY.
“Harus ada klarifikasi. Pengaruhnya pada elektabilitas tergantung bagaimana Tim SBY segera mengklarifikasi kasus ini,” kata pengamat politik Alfan Alfian dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (28/6).
Kalau publik bisa memahami penjelasan kasus selebaran berbau SARA itu maka elektabilitas SBY tidak akan terpengaruh. Namun sebaliknya, elektabilitas SBY bisa anjlok, jika klarifikasi gagal. “Tetapi kalau gagal menjelaskan, maka elektabilitasnya bisa tergerogoti,” kata Direktur Akbar Tandjung Institute ini.
Yuddy: Kebohongan Yang Terbongkar Sendiri
Kubu JK-Wiranto menilai tim SBY-Boediono tidak hanya berbohong soal selebaran istri Boediono beragama Katolik. Tim sukses capres nomor dua itu juga dinilai telah keliru isu karena mempersoalkan masalah agama.
“Padahal kan negara kita Pancasila. Kesalahan lain adalah mereka itu melakukan dua kesalahan, mereka sendiri yang menyuruh, lalu menuduh dan sekarang terbongkar sendiri,” kata juru bicara tim JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi.
Namun Yuddy mengaku tidak ingin menuntut ini itu kepada tim SBY-Boediono. Yuddy lebih memilih menyerahkan kasus ini pada polisi dan Panwas.
“Ini sebuah kebohongan dengan rekayasa yang cenderung mengelabui dan terbongkar dengan sendiri. Biar masyarakat yang menilai bahwa ternyata tim kampanye SBY melakukan tindakan yang tidak terpuji merekayasa situasi,” kata Yuddy. (detik.com)

Ruhut Sitompul Melecehkan Suku Bangsa Arab

Jakarta, RMonline. Adu bacot yang diperagakan tim sukses beberapa waktu lalu malah berpotensi membuat capres-cawapres jauh dari basis massanya.
Seperti yang terjadi pada kasus perang mulut antara Ruhut Sitompul yang merupakan anggota tim sukses SBY-Boediono dengan anggota tim sukses JK-Win, Fuad Bawazier serta anggota tim sukses Mega-Pro, Permadi dalam sebuah diskusi di Gedung DPD, pekan lalu.
Akibat statemen Ruhut, yang menyatakan Arab tidak pernah membantu Indonesia, warga keturunan Arab di Jakarta saat ini berang.

“Pernyataan Ruhut itu kontradiktif dengan apa yang diinginkan SBY dalam berkampanye. SBY pernah meminta jika kampanye pilpres ini harus dilandasi kesantunan dan etika moral. Ini kan malah jadi blunder dan bisa merusak citra SBY sendiri,” tegas Ketua Umum PB Pemuda Al Irsyad, Geiz Chalifah kepada Rmonline, Minggu (31/5).
Selain telah merusak citra pasangan SBY-Boediono, Geiz sepakat jika pernyataan Ruhut tersebut sudah berbau rasis terhadap etnis tertentu.

“Warga keturunan Arab di Jakarta sudah gerah dengan hal ini. Beberapa tokoh keturunan Arab dari kemarin banyak yang curhat pada saya soal ini. Ini bukan masalah etnis Arabnya semata, tapi soal etika dan kesantunan politik. Bisa saja besok-besok bukan cuma etnis Arab saja yang dibeginikan. Saya ingin SBY menyimak hal ini baik-baik,” tandasnya.
Geiz pun mendesak SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat untuk berani memecat Ruhut jika tak mau meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya itu.

“Jika tidak ada sanksi, minimal sanksi moral maka hal seperti ini akan berulang dan bisa merusak budaya serta kesantunan dalam berpolitik,” ujarnya.
Ia pun coba mengingatkan Ruhut, kontribusi negara dan etnis Arab terhadap Indonesia sudah tak terhitung jumlahnya.

“Negara mana yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia kalau bukan Mesir. Belum lagi soal bantuan lunak bahkan nyaris tanpa syarat yang diberikan negara-negara Timur Tengah pada Indonesia. Coba, apakah dia bisa ingat berapa banyak pejuang Indonesia yang berasal dari etnis Arab. Lalu apakah dia tahu, etnis mana yang paling menentang saat Belanda menetapkan ada pembagian kasta dalam strata kependudukan di Indonesia? Lalu dalam Majelis Dzikir SBY, berapa banyak habib yang ada disana. Saya malah yakin jika etnis Arab di Indonesia lebih Indonesia ketimbang Ruhut,” tegasnya lagi. [hta]

Seluruh Anak Bangsa Mengutuk Perbuatan Mallarangeng

Jauh-jauh ke negeri orang,..bukannya membanggakan kampung halaman,.malah mengutuk kampung halaman,..seperti kisah Malin Kundang,....

Pemimpin apa yang dia dambakan,..Bung Mallarangeng,..sipapa pun pemimpin kita janganlah mengutuk kampoeng sendiri,.ingat..kubur ayahandamu masih ada di Pare-Pare,........

Waktu kecilmu kamu habiskan di Sulawesi,.kami tidak menyukai ucapanmu,.mulutmu adalah harimau mu yang sewaktu-waktu memakanmu sendiri,....

Jabatan apa yang kamu dijanjikan,...uang..harta,
.tahta atau wanita,.kamu boleh ambil semua,.isi kuburmu dengan itu semua,.agar keturunanmu tidak semiskin kami,.tapi kami bangga dengan keadaan sekarang,..kami tidak bangga kebudayaan asing...kami anak kolong,.yang menyesal punya rakyat sepertimu.....

Pemili tinggal menghitung hari,..saran kami,.hitung juga harimu....kamu belum pernah rasakan dinginnya jadi anak gembel,..kamu belum rasakan kelaparan,..ada pepatah...hujan emas dinegeri orang,.hujan batu dibegeri sendiri,....
SIlahkan memilih...kami sepakat seluruh anak bangsa untuk :

Memboikot dan tidak memilih no 2 karena ketika pemimpinmu terpilih..kamu akan lindas semua,..apabila semua itu terjadi,.satu kata,...............

Kini,.mulailah menghitung harimu,........semua anak bangsa yang telah merasa disepelekan,.mendoakan,..segeralah bertaubat karena ALLAH swt maha pengampun dan maha Penyayang,...tapi bukan untuk orang-orang sombong sepertimu,.....

Salam
Forum Anak Bangsa