Selamat Datang

"Blog ini berisi tentang daftar hitam kampanye politik yang dilakukan oleh sejumlah pihak yang mengaku berpendidikan tapi mulut dan tindakannya masih butuh disekolahkan"

Saran Bagi Pengunjung Blog

"isi Poling yang ada Di Blog Ini"
"isi Komentar Pada Artikel Yang Anda Baca"
"Masukkan Kritik dan Saran Anda DiBlog ini"

Anda Pengunjung ke :

Website counter

5 Jul 2009

waduuhhh, Mallarangeng makin menjadi-jadi (Lampiran Email Andi Mallarangeng)

Saya mendapatkan pesan ini dari salah satu Group yg saya ikuti di Facebook...
pesan ini tanpa ada yang sya hapus atau ditambahkan. ini isi pesannya, mohon disimak baik-baik...

Email Andi Mallarangeng Bocor, Pemilu makin panas 38
Menarik +8 guntur pratama

Saya mendapatkan fwd-an email dari seorang kawan. Karena sudah panjang bgt fwd2an-nya sampai saya tidak tahu darimana ini berasal. Tetapi email ini menarik karena berisi transkrip email antara Andi Mallarangeng, Jubir sekaligus Tim Sukses SBY-Boediono dengan Muchis Hasyim, saya tidak tahu orang ini siapa, tapi kayaknya Tim Sukses SBY-Boediono juga. Sebenarnya kalo saya amati, ini hanya korespondensi internal biasa antara tim sukses. Masalahnya adalah kenapa email ini sampai bocor. Sebab dalam email internal ini banyak sekali nama-nama yang disebut dengan sedikit sarkastis. Nah masalahnya, ini bukan kali pertama jubir presiden ini berbuat seperti ini. Setelah kejadian di Makassar kemarin, kayaknya Andi harus menghadapi masalah baru yang lebih serius lagi. Selamat menikmati email yang bocor ini.

--------------------------
-------------------------------

----- Forwarded Message ----
From: Malik Ansori
To: teguhw78@yahoo.com
Sent: Sunday, July 5, 2009 5:37:33 AM
Subject: Fw: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan


Baca bos!

----- Forwarded Message ----
From: Penegak Nkri
To: malik.ansori@yahoo.com
Sent: Sunday, July 5, 2009 5:23:37 AM
Subject: Fw: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Ada bocoran info menarik ni bos. Ga tau bener apa ga, coba dicek.

----- Forwarded Message ----
From: Ronggo Lawe
To: penegak.nkri@yahoo.com
Sent: Saturday, July 4, 2009 3:02:12 PM
Subject: Fw: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan




----- Forwarded Message ----
From: Muchlis Hasyim
To: ronggo..l4w3@yahoo.com
Sent: Saturday, July 4, 2009 3:57:39 PM
Subject: Fw: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Bos, emailnya sudah saya Fwd ke Daeng. Semoga penjelasan Daeng ini memupus
kekhawatiran kita semua.
Salam

MH

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!

From: Andi Mallarangeng
Date: Fri, 3 Jul 2009 18:59:14 -0700 (PDT)
To:
Subject: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Muchlis yang baik tapi sedang gundah,

Menurut saya, kita masih on the track. Isu yang menyudutkan saya di
Makasar, masalah di Medan, DPT bermasalah, atau omongan ngaco PS tentang
GBK tidak akan mempengaruhi pemilih. Apa dia punya bukti kita memanipulasi
media. Masyarakat kan melihat media sendiri lah yang menentukan berita mana
yang pantas mereka turunkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ada
beberapa argumen yang bisa memperkuat keyakinan saya bahwa beragam isu ini
tidak akan mempengaruhi kita.

Pertama, bangsa kita berada pada tahap puncak konsumerisme yang menyebabkan
kaburnya identitas Nasional. Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila itu tinggal
jargon2 saja. Jadi orang akan memiih dari apa yang mereka lihat dan sukai
dan itu jelas masalah pembawaan dan penampilan. Masyarakat konsumen tidak
akan peduli dengan apa yang dibawa oleh orang tersebut. Mau kapatalis,
sosialis, atau neolib sekalipun, mereka tidak akan pedulikan. Yang penting
mereka puas dengan penampilan si kandidat.. Dan kandidat itu adalah
SBY-Boediono. Jadi, kejadian saya di Makassar kemarin itu tidak usah
dipikir terlalu berat, itu hanya sebuah eksperimen kecil saya untuk melihat
apakah isu berbau SARA masih mendapat tempat di masyarakat kita? dan saya
sudah mendapatkan jawabannya, memang betul terjadi sedikit riak di Makassar
sana dan mungkin elektabilitas JK langsung meningkat tajam. Tetapi lihatlah
pada hari pencontrengan nanti, masyarakat tetap tidak akan bergeming dari
pilihan kita. Sebab bagi masyarakat konsumen, yang penting bukanlah isu,
tetapi penampilan dari kandidat. Ibaratnya blackberry vs pancasila, jelas
ketahuan mana yang laku dan tidak sekarang ini. Masyarakat kita mati2an
berhutang kiri kanan buat beli blackberry makin lupa lah sama pancasila.
Ingat bung, Obama bisa jadi presiden hanya karena konsumerisme dan
kapitalisme di AS sedang runtuh sehingga penduduknya kembali ke nilai-nilai
kebangsaannya yaitu "all men are created equal", makanya kulit hitam bisa
jadi presiden. Kalau ndak ada keruntuhan ekonomi ndak mungkin kejadian tuh
Obama boss.

Kedua, FZ cs tidak percaya bahwa politik aliran sudah mati di Indonesia.
NU, Muhammadiyah apalah yang lain juga sudah tidak seperti dulu lagi. Kita
kan juga liat sendiri, kyai kan UUD juga akhirnya toh, tinggal mana yang
kantongnya paling dalam dan janjiny paling manis aja. Dan kita kan main
cantik sekali seperti anda liat. Lalu, orang seperti ini ini juga tidak
mau belajar dari sejarah kepemimpinan nasional di Indonesia. Sejak negara
ini berdiri, semua presiden yang naik itu karena kecelakaan sejarah. Bung
Karno diangkat menjadi presiden, karena Jepang kalah dari sekutu dan
terjadi vacuum of power pada masa itu. Soeharto naik juga akibat kecelakaan
sejarah yaitu terjadinya peristiwa 65. Nah yang lucu, setelah itu
kecelakaan sejarahnya semakin ngaco. Reformasi bergulir tahun 98,
menghasilkan presiden yang buta. Presiden buta dijatuhkan, naik pula lah
perempuan bisu. Kalau politik aliran memang belum mati, sudah pasti Mega
atau Habibie jadi. Lagipula kalau memang ada politik aliran maka alirannya
pasti jawa, laki-laki, militer dan islam. Non jawa seperti saya dan
teman-teman ini kan sudah memang tempatnya jadi king maker saja, lebih enak
ndak repot tapi kebagian serunya toh. Makanya SBY berbeda, dia muncul by
design yang matang lewat pemilihan langsung.

Ketiga, ancaman tentang gerakan mahasiswa dan rakyat itu sudah tidak
relevan lagi dengan iklim demokrasi sekarang. Hanya mimpi siang bolong yang
bisa menghadirkan kekuatan mahasiswa. Bahkan tahun 98' pun banyak orang
salah meletakkan sejarah itu sebagai kebangkitan mahasiswa menggulingkan
Soeharto. Padahal bukan begitu. Itu memang jatuhnya Soeharto dan mahasiswa
jadi alat saja, tapi memang jumlahnya besar sekali jadi secara visual
kelihatan seperti sebuah fenomena gerakan mahasiswa yang digerakkan sebuah
pemikiran kebangsaan. Buktinya tidak ada satu pun tokoh mahasiswa yang jadi
legenda karena pemikirannya di tahun 98'. Rama yang jadi tokoh terpopuler
pun ternyata Cuma onggokan omong kosong saja dan sebentar lagi berangkat
pula ke bui. Jadi tidak perlu khawatir mahasiswa kita ndak ada yang
berkualitas pemikirannya sampai bisa menggerakkan massa jadi selalu
menunggu ditungangi. Dan yang menunggangi tidak pernah pintar sehingga
selalu ketahuan sehingga masyarakat tidak pernah percaya lagi sama
kredibilitas demo mahasiswa jadi tenang saja boss. Kita mengontrol pikiran
dan sentiment public sekarang, ndak ada yang bisa kalahkan itu. Sudahlah,
rakyat tidak percaya lagi pada mahasiswa. Kita datangin mereka ke tv saja
mereka sudah senang sekarang. jadi Bos, gerakan mahasiswa itu bukan lagi
suatu hal yang menakutkan sekarang.

Lagipula, taruhlah media tidak lagi "bersahabat", itu hanya segelintir.
Media itu bisnis bung, owner nya ndak mungkin ambil risiko untuk lima tahun
ke depan. bisa ndak makan mereka kan. Yang penting anda kan sudah
dijelaskan dan ditunjukkan. selama skenario utama tetap terjaga, Cuma
hitungan hari kok dan jadilah kita berangkat ke Bermuda kan haha...... ingat
saja, skenario ini sudah lima kali dites dan tidak pernah gagal.. Dengan
persiapan sudah lebih lama dan panjang, skenario sekarang jauh lebih
sempurna.Ndak usah paniklah dengan semua isu yang berkembang ini, mereka
lupa musuh utama adalah waktu, bukan kita. betul kan? Kalau orang ini
memang bisa berbuat sesuatu kan sudah lama dia lakukan.

Ok boss, nda usah kuatir dengan FZ cs, mereka itu cuma angin sepoi-sepoi.
Tiga hari lagi dan lima tahun ke depan kita selesaikan urusan dengan mereka
satu persatu.

Trims

AM

From: Muchlis Hasyim
To: mallarangeng@yahoo.com
Sent: Saturday, July 4, 2009 8:52:49 AM
Subject: Fw: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Daeng,

Saya baru terima email dari kawan kita ini. Terus terang saya agak tidak
nyaman. Mungkin ini kembali menjadi pengingat Daeng. Isu kemarahan masy
sulsel, DPT, dan penggadaian GBK, Din Samsudin yang semakin rame, saya
khawatir bisa bergulir diluar kontrol kita. Perlu dicermati baik-baik dan
diantisipasi semaksimal mungkin boss. Saya harap Daeng bisa memberikan
pencerahan.

Trims

MH

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss....!

From: Ronggo Lawe
Date: Fri, 3 Jul 2009 18:50:45 -0700 (PDT)
To:
Subject: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan

Kawan Muchlis,

Banyak yang mulai tidak suka dengan permainan kita di media. Mereka mulai
mengerti cara kita mengontrol berita di media. Itu sebabnya mereka terus
mempermasalahkan Kasus DPT bermasalah, isu SARA celi, penghinaan orang
Bugis oleh Andi, penjualan Gelora Bung Karno, dll. Saya lihat Fadli Zon cs
terus bergerak untuk menguji kekuatan kita di media.. Sebab mereka tahu
untuk isu-isu yang sangat sensitif itu, akan sangat janggal sekali jika
media tidak memberitakannya dan itu di luar kontrol kita boss. Saya lebih
khawatir lagi orang-orang seperti Fadli Zon ini bisa menggerakkan mahasiswa
dan masyarakat.

Jadi boss, permainan di media ini mulai berbahaya. Kayaknya kita harus
mencari strategi baru..




Tag: panas, email, Andi

4 Jul 2009

SBY Edan

waspada online (www.waspada.co.id)
JAKARTA - Ada-ada saja calon presiden nomor urut dua yang juga presiden RI saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini dikarenakan, menjelang pencontrengan pemilu presiden (pilpres) SBY mengeluarkan kata-kata ngelantur dalam acara dzikir bersama pengajian SBY-Narussalam di kediaman pribadinya di Puri Cikeas, Bogor, tadi malam.

SBY mengaku banyak pihak dengan berbagai cara yang berusaha mengganggu pencalonan SBY menuju kursi RI-1 untuk 5 tahun lagi, termasuk dengan cara sihir.

“Pernyatan SBY tersebut sangat edan karena percaya sihir. Bila seperti ini, akan dibawa kemana bangsa Indonesia ke depannya,” tutur analis politik dari Universitas Indonesia (UI), Fadjroel Rachman kepada Waspada Online dalam pesan singkatnya melalui Facebook, pagi ini.

Lebih lanjut aktivis 80 ini mengatakan, apa yang dikatakan SBY ini semakin memperkeruh masalah menjelang pilpres dan akan membodohkan masyarakat . “Apa yang dikatakan SBY bukanlah langkah yang baik, karena akan membawa masyarakat yang sekarang ini sudah semakin pintar pemikirannya, menjadi mundur,” sesalnya.

Dalam acara bersama pengajian SBY-Narussalam di kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas, Bogor, tadi malam, SBY mengatakan pihaknya telah melakukan dzikir bersama sepanjang perjalanan menuju Balai Sarbini, Jakarta, saat akan menghadiri acara debat capres final.

“Ketika kami menuju Balai Sabrini yang merupakan tempat debat putaran terakhir, saya, istri, pengawal, serta pengemudi sejak keluar dari rumah terus berdzikir karena mengalami sesuatu hal yang aneh. Namun, akhirnya kami selamat sampai tujuan," tutur SBY.

Dia berharap semoga nantinya dalam pencontrengan pemilihan presiden dan wapres dijauhkan dari cara-cara yang tidak terpuji seperti, imu sihir, fitnah dan kampanye hitam seperti isu menganut agama lain. (dat05/wol-mdn)

3 Jul 2009

Andi Mallarangeng meremehkan etnis bugis!!

Tim kampanye nasional SBY-Boediono, Andi Mallarangeng, mengungkap alasannya tidak mendukung capres berlatar belakang etnis Bugis. Menurut Andi, orang Bugis berprinsip 'dipertuan', sehingga tak cocok jadi presiden. Andi meremehkan etnisnya sendiri?

"Saya sering ditanya, mengapa tidak mendukung orang bugis saja? Saya jawab karena orang bugis itu, maradeka to Ugie, adana' napapuang (merdeka orang bugis karena prinsipnya yang dipertuan, bukan orarang perorang atau pribadi)," kata Andi yang juga Jubir Kepresidenan SBY, dalam orasi politiknya di GOR Mattoanging, Makassar, Rabu (1/7).

Pernyataan Andi Alfian Mallarangeng terus menuai protes masyarakat di Sulawesi Selatan. Sejumlah unjuk rasa terus berlanjut hingga, Jumat (3/7), meski tidak sebesar sehari sebelumnya. Unjuk rasa kali ini membakar replika Andi Alfian Mallarangeng.

Unjuk rasa berlangsung di beberapa titik, seperti di depan kampus Universits Negeri Makassar (UNM), di depan Monumen Mandala dan di gerbang tol reformasi. Menurut para pengunjuk rasa, pernyataan Ketua DPP Partai Demokrat itu dianggap sangat menyudutkan dan melukai hati dan keluarga besar Sulsel. Pernyataan tersebut dianggap merendahkan satu etnis dan mengadu domba serta memprovokasi rakyat.

Dalam orasinya,Andika Ayayup koordinator lapangan Pena Center, menilai Mallarangeng bersaudara adalah politisi busuk. "Politisi busuk inilah yang telah menzalimi rakyat Sulsel sehingga perlu disingkirkan oleh paradigma bangsa karena pernyataan tersebut cenderung memecahbelah kesatuan dan persatuan RI," terangnya.

Aksi yang menamakan diri, Lembaga Peduli Bangsa mengecam pernyataan yang mendiskreditkan rakyat Sulsel. Karena itu, para pengunjuk rasa kembali menuntut agar SBY sebagai penanggung jawab tertinggi kampanye untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Sulsel atas pernyataan Andi dalam kampanye di GOR Mattoanging Rabu 1 Juli lalu.(inilah.com)

“Comberan” Rizal dan Pemukulan Wartawan

Rizal Mallarangeng kena batunya.

Masih ingat kata “comberan”, kan? Itu lo saat Rizal ditanya mengapa tidak mengadukan Indonesia Monitor kalau memang beritanya soal agama istri Boedino dianggap salah.

Rizal menjawab: “… tabloid itu comberan, koran kuning. Dalam masyarakat selalu ada selokan, got. Ngapain got dituntut, biar aja di situ, kotoran,” ucapnya saat menggelar jumpa pers di Hotel Imperial Arya Duta Makassar, Rabu (1/6). Lihat http://public.kompasiana.com/2009/07/01/comberan-orang-bugis-rizal-dan-istri-boediono/

Karena pernyataan itu, Tabloid Indonesia Monitor (IM) mengadukan kasus pernyataan Rizal Mallarangeng juru bicara tim kampanye nasional pasangan SBY-Boediono yang menuduh Tabloid IM sebagai yellow jurnalism (koran kuning) kepada Dewan Pers Nasional.

“Bahkan menyebut kami media comberan,” ucap Mulia Siregar, Pemimpin Redaksi IM, di Kantor Dewan Pers Jakarta, Jumat (3/7).

Ikut hadir sekitar 20 karyawan IM dan mereka diterima oleh Leo Batubara, Wakil Ketua Dewan Pers, dan Abdulah Alamudi, anggota Dewan Pers. Lihat, http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/03/1607035/Indonesia.Monitor.Adukan.Pernyataan.Rizal.ke.Dewan.Pers

Masalah Andi Mallarangeng yang kata2nya berbau rasis belum selesai, kini Rizal bersoal dengan “comberan”.

Soal lain, masih dengan pers. Wartawan Harian Borneo Tribune Pontianak, Rizky Wahyuni, melapor ke Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Pontianak setelah menjadi korban kekerasan saat meliput kedatangan calon wakil presiden Boediono di Pontianak, Jumat (3/7). Selengkapnya, http://regional.kompas.com/read/xml/2009/07/03/16121165/wartawan.dianiaya.saat.liput.boediono

Kasus di Papua belum hilang. Ketika itu, juga dalam kunjungan kampanye Boediono, seorang wartawan dihajar oknum Partai Demokrat.

Jadi? Tanya kenapa?

http://public.kompasiana.com/2009/07/03/comberan-rizal-dan-pemukulan-wartawan-lagi/